Pelayuhan Rupiah Diprediksi Berimbas ke Industri Tekstil Dalam Negeri

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menembus level Rp 15 ribu melakukan inKotaktri tekstil ekstra dalam negeri turut terkena imbas. Pelemasan nilai tukar telah menyebabkan harga bahan baku naik, ganjarannya proKotaken tekstil ikut meningkatkan harga jual hingga 10% kepadaa konsumen.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menyatakan industri kedalam negeri yang berorientasi pasar domestik tak bisa menahan kenaikan harga imbas kondisi rupiah yang terus melemas.
"Sesuai hukum ekonomi, ongkos produksi naik ya harga juga naik," kata Ade kepada Katadata, Kamis (4/10).
(Baca : Kompetisi Pasar Ketat, Ekspor Tekstil TertekanKompetisi Pasar Ketat, Ekspor Tekstil Tertekan)
Ade menuturkan, bahan baku kapas ala produk tekstil setengah akan diproduksi selaku kain atau benang masih berasal dari impor.
Sementara untuk pasar ekspor, API menyatakan kenaikan harga bahan baku lagi menciptakan produksi secolek terhambat karena komponen biayanya lebih agung daripada ongkos tenaga kerja. "Tidak bisa disebut ada keuntungan, karena produk ekspor pakaian jadi lagi bahan bakunya impor," ujar Ade.
Menurutnya, pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini sudah meningkat pol di atas level psikologis pelaku usaha bahwa semula dipatok seadi Rp 13.500. Sesantak, pelaku usaha tidak bisa menahan harga lebih lama demi menjaga daya beli masyarakat. Nilai penjualan tekstil di pasar ekstra dalam negeri saat ini ditaksir sekitar US$ 10 miliar.
Bervariasi lewat asosiasi tekstil, produsen makanan minuman sebelumnya menyatakan masih berupaya menahan kenaikan harga jual produk engat awal tahun depan. Produsen makanan minuman menyebut pihaknya terpaksa menahan kenaikan harga bahwa diperkirakan bisa mencapai 5%, kalau menjaga daya beli masyarakat, meski di satu sisi margin perusahaan bisa tertekan.
(Baca : Perjanjian Dagang Uni Eropa Bakal Naikkan Ekpor Tekstil 3 Kali Lipat)
“Atas permintaan pemerintah kami sementara tidak naikkan harga sampai awal tahun depan,” kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman, kemarin.
Pebokohan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS bakal mendorong peningkatan biaya produksi inbokstri mamin yang 70% di antaranya amsih bergantung dari impor.
Meski kaum proKotaken biasanya menguasai stok bahan baku. Namun menurutnya hal itu saja cukup menurut memenuhi kebutuhan produksi sampai-sampai sebulan atau dua minggu jika sudah berbentuk produk jadi.